PKM PADA KELOMPOK KESENIAN SANDUR MANDURO JOMBANG UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN
Keywords:
Kesenian Sandur Manduro, Membangun, KemandirianAbstract
Sandur Manduro adalah sebuah seni pertunjukan berbentuk teater tradisional yang berakar atau bersumber pada tata kehidupan kerakyatan, lahir dari spontanitas kehidupan rakyat Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Kesenian Sandur Manduro saat ini mengalami penurunan pementasan sehingga membutuhkan perhatian banyak pihak. Ada tiga (3) masalah yang perlu mendapat perhatian, antara lain: 1) Durasi pertunjukan atau pergelaran Sandur Manduro yang sangat panjang sekitar 8 jam, 2) Sandur Manduro yang awal keberadaannya memiliki fungsi ritual Ngudari Ujar, bergeser menjadi fungsi pertunjukan/hiburan, sehingga performa/penampilan Sandur Manduro perlu mendapat kemasan, 3) Tidak ada regenerasi, para pemain Sandur Manduro sudah berusia senja. Metode atau solusi yang ditawarkan melalui PKM adalah merevitalisasi Sandur Manduro menjadi seni wisata dan pelatihan tari. Untuk melakukan revitalisasi pengabdi menggunakan kerangka konseptual Seni Wisata Adolph S. Tomars, yaitu: 1) Pemadatan, 2)tiruan dari aslinya, 3) dihilangkan nilai-nilai sakral dan simbolisnya sehingga bersifat Glamour, 4) Penuh variasi dan 5) Murah harganya. Sedangkan sasaran pelatihan tari pada generasi muda Desa Manduro. Hasil dari Program Kemitraan Masyarakat adalah: 1) Tersusunnya 5 jenis tari yang telah mengalami pemadatan, 2) Tersedia 5 set pakaian tari agar Sandur lebih glamour, dan 3) terdapatnya regenerasi pemain sandur usia remaja. Dengan demikian tujuan untuk membangun kemandirian pada Sandur melalui PKM diharapkan dapat terwujud dan menjadikan Sandur tetap exis. Kemandirian adalah sebuah perilaku mandiri untuk dapat mengatasi berbagai masalah/hambatan secara bertanggungjawab tanpa bantuan orang lain/berdaya, memiliki nilai ekonomi
References
Windrowati, T. 2012. Pertunjukan sandur manduro: refleksi kehidupan masyarakat Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Solo: ISI Press Solo.
Waras, AR. 2016. Makna Kesenian Sandur Ronggo Budoyo Bagi Masyarakat Desa Prunggahan Kulon Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Setiawan, A. 2021. Studi Etnografi Kesenian Sandur Sebagai Kearifan Lokal Bojonegoro. EDUTAMA. IKIP PGRI Bojonegoro.
Rini, AR. 2012. Kemandirian remaja berdasarkan urutan kelahiran. Jurnal Pelopor Pendidikan. Vol.3 No.1: 61-70.
Wijaya, RS. 2015. Hubungan kemandirian dengan aktivitas belajar siswa. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling. Vol.1 No.3: 40.
Tasaik, HL., & Tuasikal, P. 2018. Peran guru dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik Kelas V SD Inpres Samberpasi. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. Vol.14 No.1: 45-55.
Ningsih, S. and DD, P. 2015. Kemandirian pada Anak yang diasuh orangtua tunggal (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Rukayah, R.S. 2020. Konservasi dan Revitalisasi. Bahan Ajar. Semarang: LPM UNDIP.
Anggreini, A.P. 2018. Revitalisasi Pasar Tradisional dalam Pemberdayaan Pedagang Pasar Panjerejo Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga)
Putra, B.I., Seftiardiyah, Y., & Lazuardani, Z.R. 2022. Community Empowerment of Dusun Binangun in an Effort to Revitalize Coban Binangun Waterfall. Procedia of Social Sciences and Humanities, 3, pp.1500-1505.
Masunah, J. 2012. Pemuliaan Angklung melalui Model Desa Binaan Berbasis Wisata Seni dan Budaya. Panggung. Vol. 22. No.1: 11.
Paranti, L., Putri, R.P., & Marsiana, D. 2019. Pelatihan Tari bagi Kelompok Sadar Wisata di Desa Wisata Menari Tanon Kabupaten Semarang. Jurnal Abdimas. Vol. 23. No.1, pp.17-22.
Hadibrata, W., 2016. Musik Sampek Sebagai Kemasan Wisata Di Desa Pampang Samarinda Kalimantan Timur (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).
Desiana, A.N., & Soeyono, B. 2017. Transformasi Sosok Mbok Sakerah Dalam Novel Sakerah Oleh Djamil Soeherman Pada Karya Tari Ginten. Jurnal Solah. Vol. 7. No. 2:7.
Al-Tabany, T.I.B. 2014. Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan konteksual. Jakarta: Prenada Media.