KONTRIBUSI PSIKOTERAPI ISLAM TERHADAP KETAHANAN MENTAL SPIRITUAL

Abstract

Masyarakat telah kehilangan panutan dalam menjalani kehidupan yang rahmatan lil ‘alamin, karena sebagian pemimpin intelektual, ulama yang terjebak dalam permainan duniawi yang semakin tidak menentu. Sulit membedakan mana yang shaleh dan mana yang salah. Sehingga bisa disebut bahwa mental spiritual mereka sedang terganggu. Karena itu perlu adanya terapi dalam rangka menstabilkan ketahanan mental spiritual umat manusia, sehingga dalam menjalani hidup yang tidak lepas dari masalah bisa terselesaikan dengan tuntas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan butir-butir pernyataan yang valid dan reliabel pada instrumen skala karakter toleransi. Ada tiga tahap yang dilakukan dalam proses psikoterapi, antara lain takhalli (self awareness), merupakan pembersihan permasalahan dan menghilangkan energi-energi negatif. Tahap berikutnya adalah tahalli (self development), yaitu tahap dengan melakukan ibadah-ibadah seperti shalat wajib lima waktu maupun sholat sunat, puasa wajib maupun sunat, berdzikir, memperbanyak do'a dan membaca Al Quran dengan tartil sebagai amalan dan wirid utama. Tahap yang terakhir adalah tajalli (kelahiran baru) atau sering disebut pemberdayaan diri (self empowerment). Dari hasil penelitian bahwa psikoterapi Islam mampu memberikan kestabilan ketahanan mental spiritual bagi orang-orang yang menjalani terapi tersebut dengan munculnya eksistensi baru dari klien melalui perbuatan, ucapan, sikap, gerak-gerik baru, martabat, status, sifat, karakteristik dan esensi diri.