KAJIAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA TERBANG DILAHAN REKLAMASI BEKAS TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. KABUPATEN TUBAN
Keywords:
reklamasi, tambang, batu kapur, serangga, vegetasiAbstract
Upaya manusia untuk mengembalikan lahan bekas tambang menjadi lahan produktif sangat dibutuhkan. Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan oleh salah satunya adalah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan industri semen terbesar di Indonesia. Proses rehabilitasi dengan dengan melakukan reklamasi pada lahan bekas tambang batu kapur sudah berjalan sejak tahun 2010, tetapi langkah monitoring tingkat suksesi yang terjadi dengan menggunakan parameter bioindikator biologis belum dilakukan dipengukuran. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga terbang sebagai bioindikator kualitas lingkungan di lahan reklamasi bekas tambang batu kapur dan perannya dalam mendukung proses suksesi ekosistem pada lahan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Agustus tahun 2018 yang dilaksanakan pada lokasi lahan reklamasi bekas tambang batu kapur Tahun 2010 dan Tahun 2014 di kawasan penambangan batu kapur PT. Semen Indonesia (persero) Tbk kecamatan Kerek, kabupaten Tuban. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel serangga terbang adalah metode sweeping dengan menggunakan sweep net. Identifikasi dan pengamatan sampel serangga terbang dilakukan di laboratorium Zoologi dan Rekayasa Hewan, Departemen Biologi, ITS Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan reklamasi bekas tambang kapur Tahun 2014 memiliki nilai keanekaragaman serangga terbang lebih tinggi dibandingkan lahan 2010 yaitu sebesar H'= 2,621. Lahan reklamasi bekas tambang batu kapur Tahun 2014 memiliki jumlah vegetasi yang lebih tinggi dengan ukuran tegakan batang pohon yang lebih besar dibandingkan pada lahan reklamasi bekas tambang batu kapur Tahun 2010. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lahan reklamasi bekas tambang batu kapur Tahun 2014 lebih cepat mengalami proses suksesi.
References
Lieftinck, A.M. 1954. Handlist of Malaysian Odonata. A Catalogue of The Dragronflies of The Malay Peninsula, Sumatra, Java and Borneo. Treubia (Supplement), I-XIII (22), 1- 202.
Orr, A.G. 2003. A Guide to The Dragonflies of Borneo, Their Identification and Biology. Kota Kinabalu: Natural History Publication (Borneo).
Borror. D. J. Triplehorn, C. A. Dan N. F. Johson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi ke enam. Terjemahan drh. Soetiyono Partosoedjono, MSc. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: PT Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari : De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. Pp. 701.
Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu Budi daya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nonadita. 2007. Ordo-ordo Serangga. Jakarta; PT. Aksara
Rioardi. 2009. Perlindungan Tanaman Terpadu. Yogyakarta. Kanisius.
Barbour, G.M., J.K. Busk and W.D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. New York: The Benyamin/ Cummings Publishing Company, Inc.
Setiadi, Dede. 2005. Keanekaragaman Spesies Tingkat Pohon Di Taman Wisata Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas. Vol 6, No. 2, Hal:118-122.
Webb NR, Clarke RT, Nicholas JT. 1984. Invertebrate diversity on fragmented Calluna-Heathland: Effects of surrounding vegetation. Journal of Biogeography 11:41–46.
Kielhorn KH, Keplin B, Hüttl RF. 1999. Ground beetle communities on reclaimed mine spoil: Effects of organic matter application and revegetation. Plant and Soil 213:117–125.
Skalski T, Pośpiech N. 2006. Beetles community structures under different reclamation practices. European Journal of Soil Biology 42:316–320.