SOSIALISASI SARUNG NGGOLI PRODUK DESA MONTA KECAMATAN MONTA SEBAGAI UNGGULAN KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT
Abstract
Sarung Nggoli merupakan sarung tenun yang enak dipakai di segala cuaca. Sebab sarung Nggoli memiliki keunikan sendiri. Apabila dipakai di daerah panas terasa dingin. Dipakai di daerah dingin menghangatkan.Tujuan kegiatan ini untuk 1) memotivasi generasi mudah desa Monta, membuat sarung Nggoli; 2) memperkenalkan sarung nggoli sebagai produk unggulan Kabupataen Bima. Metode kegiatan mengunakan observasi untuk menentukan nara sumber, praktik untuk memahami alat-alat dan langkah-langkah pembuatan sarung goli. Tanya jawab untuk hal-hal yang kurang dipahami. Mendeskripsikan hasil kegiatan pelatihan. Waktu yang dibutuhkan 5 hari. tempat di rumah Ibu Rohaniyati. Nara sumber ibu Nurhalifah, S.Pd pekerjaan Guru SD dan ibu Raudah, pekerjaanya ibu rumah tangga, pembuat sarung Nggoli, dan petani. Peserta terdiri dari petani, guru, pegawai kelutrahan, dengan jumlah sebelas orang. Hasil kegiatan, semua penjelasan yang telah disampaikan oleh nara sumber, direspon dengan baik oleh peserta. Bahkan banyak yang bertanya kalau tidak jelas, sampai paham. Peserta sangat termotivasi untuk bisa membuat sarung tenun nggoli. Peserta mengharap apabila sarung yang dibuat jadi dan laku dijual, bisa dipasarkan diluar desanya bahkan di luar Kabupaten Bima. Sehingga dapat membiayai sekolah atau kuliahnya sendiri. Selain itu, dapat memperkenalkan sarung tenun nggoli di luar desa Monta, sebagai produk unggulan kabupaten Bima. Dan dapat mengikutsertakan dan memperkenalkan melalui kedai lelang UMKM yang ada di kabupaten Bima. Jadi dengan pelatihan ini, diharapkan hasil pembuatan sarung tenun Nggoli yang merupakan warisan turun temurun dapat dilestarikan tidak punah begitu saja.
Kata Kunci: sarung nggoli;desa monta;unggulan Kabupaten Bima
References
M. Mustari, Nilai Karakter, Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011.
A. Fitriana and S. Suharno, “Budaya Rimpu sebagai Eksistensi Perempuan Islam di Tanah Bima,” J. Antopologi Isu-Isu Sos. Budaya, vol. 25, no. 1, 2023, [Online]. Available: jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view/147
R. Anakotta, Alman, and Solehun, “Akulturasi masyarakat lokal dan pendatang di Papua barat,” J. Antopologi Isu-Isu Sos. Budaya, vol. 21, no. 1, pp. 29–37, 2019.
S. Maryam and S. R, BO Sangaji Catatan Kerajaan Bima. Jakarta: Yayasan Obor, 1999.
L. M. Rahayu, “Jilbab: Budaya POP dan identitas muslim di Indonesia,” Ibda, vol. 14, no. 1, pp. 139–155, 2016.
“Kain Tenun Tembe Nggoli produk unggulan dari Kota Bima.” https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-balinusra/baca-berita/25691/Kain-Tenun-Tembe-Nggoli-produk-unggulan-dari-Kota-Bima.html (accessed Jul. 28, 2023).
A. A. Riswari, “Komunitas surabaya wotagei: sebuah kajian budaya populer.,” J. Antopologi Isu-Isu Sos. Budaya, vol. 21, no. 1, pp. 121–131, 2019.
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
T. R. Rohidi, Pendidikan Seni (isu dan Paradigma). Semarang: Cipta Prima Nusantara., 2014.
“Pengertian Budaya: Ciri-ciri, Fungsi, Unsur, dan Contohnya.” https://www.gramedia.com/literasi/budaya/ (accessed Jul. 28, 2023).
Jokembe, “Rimpu, hijab khas suku mbojo bima dan dompu,” 2018. https://www.jokembe.com/budaya/baca/4/50/rimpu-hijab-khas-ala-suku-mbojo-bima-dan-dompu. (accessed Jul. 28, 2023).
R. N. Aulia, “Rimpu: Budaya dalam Dimensi Busana Bercadar Perempuan Bima.,” J. Studi Al-Qur‟an Membangun Tradisi Berpikir Qur‟ani, vol. 9, no. 2, pp. 1–12, 2013.
A. Ajib, Sejarah Bima Dana Mbojo. Jakarta: PT. Harapan Masa PGRI, 1995.