MANAJEMEN PRODUKSI PERGELARAN DALAM PUSARAN FENOMENA SENI POPULER
Keywords:
seni populer, manajemen produksi pergelaran, kepemimpinanAbstract
Masuknya budaya popular ke ranah kehidupan seni pertunjukan telah memunculkan transformasi nilai, ketika lembaga pemerintahan tidaklagi bersinergi dengan komunitas kesenian, maka terjadi benturan dalam proses berkesenian. Nilai estetik yang hadir melalui proses artistik, kini hanya dijadikan alat mendatangkan nilai ekonomi semata,sehingga “keindahan” sering dimaknai sebagai sesuatuhal yang harus menghasilkan keuntungan komersial. Sebaliknya perkembangan seni populer yang ditandai pesatnya media elektronik telah membawa pengaruh terhadap aktivitas produksi pergelaran. Pementasan kesenian tradisi yang diselenggarakan secara langsung sekarang semakin susah dijumpai,dan menghadapi persaingan dengan kesenian yang dikomodifikasikan melalui media televisi. Tumbuh-kembang media televisi bahkan telah memicu pertumbuhan industri hiburan yang berorientasi komoditas dan keuntungan finansial. Tayangan hiburan di berbagai layar media televisi juga dapat memalingkan penonton dari pementasan yang diselenggarakan secara live. Perkembangan seni popular yang didukung teknologi dan kecepatan informasi telah membawa pengaruh transformasi dengan hadirnya industri hiburan, hal tersebut menjadi fenomena yang berdampak terhadap keberadaan pertunjukan maupun perilaku penontonnya. Penelitian bertujuan mendeskripsikan faktor pendukung produksi pergelaran, menjelaskan pengelolaan dan peranan leadership dalam komunitas kesenian. Untuk meng- analisa data digunakan teori relevan melalui analogi Goffman, dan manajemen ditunjang konsep kepemimpinan, sehingga hasil penelitian dapat digunakan menjawab fenomena yang terjadi. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan peranan leadership ini, lebih menitik-beratkan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka maupun dokumentasi. Penelusuran faktor pendukung dan produksi pergelaran menghasilkan asumsi tentang manajemen serta peranan kepemimpinan dalam keberadaan komunitas seni pertunjukan.
References
[2] Purnomo, H. 2015. Aneka Ria Srimulat: Kajian Seni Populer di Kompleks Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Thesis Tidak Diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
[3] Lathief, H. 1986, Pentas Sebuah Perkenalan. Yogyakarta: Lagaligo.
[4] Koentjaraningrat., 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
[5] Yudiaryani. 2002. Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan Konvensi. Jogjakarta: Pustaka Gondho Suli.
[6] Barker, C. 2011, Cultural Studies: Teori dan Praktik. terjemah Nurhadi, Bantul:Kreasi Wacana.
[7] Ratna, N. K.. 2013. Glosarium:1.250 Entri, Kajian Sastra, Seni, dan Sosial Budaya. Hal. 439 dan 442, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[8] Sedyawati, E. 2008. Keindonesiaan dalam Budaya, Buku 2 Dialog Budaya: Nasional dan Etnik, Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
[9] Ibrahim, Idi Subandy. 2011, Budaya Populer sebagai Komunikasi: Dinamika Pop-scape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.
[10] Heryanto, Ariel (ed). 2012, Budaya Populer di Indonesia: Mencairnya Identitas Pasca Orde Baru. Yogyakarta: Jalasutra.
[11] Purba, J. 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
[12] Soedarsono, R.M. 2010. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[13] Safaria, T. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Gaha Ilmu.