PERBANDINGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK STUNTING DENGAN ANAK TIDAK STUNTING DI TAPUNG KABUPATEN KAMPAR

Authors

  • Yulia Febrianita Universitas Abdurrab
  • Ainil Fitri Universitas Abdurrab

Keywords:

ASI Eksklusif, Stunting

Abstract

Stunting (Balita pendek) adalah salah satu permasalahan Kesehatan balita di Indonesia. Stunting akan menjadi masalah Kesehatan masyarakat jika prevalensi lebih dari 20%, di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2013 sebesar 37,2% sehingga masalah ini harus ditanggulangi.[4] Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, prevalensi balita pendek juga mengalami peningkatan dibandingkan negara – negara tetangga seperti Malaysia (17%), Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). [5]. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemberian ASI eksklusif pada anak stunting dengan anak tidak stunting di Tapung Kabupaten Kampar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Tapung Kabupaten Kampar. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak dibawah 2 tahun di Tapung kabuoaten Kampar dengan menggunakan Uji Hipotesis beda dua proporsi karena terdapat dua sampel yang berbeda. Teknik pengambilan sample adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 132 orang. Analisi bivariat yang digunakan adalah uji -t independent. Didapatkan Hasil balita yang tidak Asi Ekslusif lebih banyak mengalami Stunting yaitu 52 Responden. Perbandingan Kejadian Stunting pada anak yang diberi Asi Eksklusif dengan yang tidak diberi Asi eksklusif dari hasil uji statistic didapatkan nilai P Value < α =0,05 yaitu 0,000. Dapat disimpulkan ada perbedaan angka kejadian stunting pada anak yang diberi ASI eksklusif dengan Anak yang tidak diberi ASI eksklusif. Angka kejadian stunting lebih besar pada anak yang tidak diberi ASI Eksklusif.

References

[1] Allen L, Gillespie S. 2010. Wahat works? A review of the efficacy and effectiveness of nutition interventions. Manila: ACC/SC and Asian Development Bank. [2] Sudirman H. Stunting atau pendek: awal perubahan patologis atau adaptasi karena perubahan social ekonomi yang berkepanjangan. Media Litbang Kesehatan. 2010;18 (1):33-42.
[3] Millenium Challenga Account Indonesia. 2014. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Diperoleh Dari www.mca-indonesia.go.id.
[4] World Health Organization. (2016).Who Child Growth Standarts.Genna. Departement of nutrition for health and development.
[5] Kemenkes RI. (2013). Pokok-Pokok Hasil RISKESDAS INDONESIA 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. [6] Balck RE, Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Cristian P, De OnisM, et al. Mternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle -income countries. Lancet. 2013; 382 (9890):427-51
[7] Al Rahmad AH, Miko A, Hadi A.2012. Kajian stunting pada anak balita ditinjau dari pemberian ASI eksklusif, MP ASi, status imunisasi dan karakteristik keluarga dikota banda aceh. Diunduh 19 Juni 2020 dari www.googlescholar.com
[8] Soetjiningsih.2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC
[9] Handayani, Sri, dkk. 2019. Hubungan status ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada batita usia 24-36 bulan di Desa WATUGAJAH Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Medika Respati.
[10] Anugraheni, H.S.2012. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Jati. Journal of nutrition college, vol 1, No.1, Hal.30-37

Additional Files

Published

2021-05-06

How to Cite

Febrianita, Y. ., & Fitri, A. (2021). PERBANDINGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK STUNTING DENGAN ANAK TIDAK STUNTING DI TAPUNG KABUPATEN KAMPAR. Prosiding SNasPPM, 5(2), 4–6. Retrieved from http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/article/view/392