PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH AKIBAT PESTISIDA MELALUI TEKNIK BIOREMEDIASI

Authors

  • Imas Cintamulya Universitas PGRI Ronggolawe
  • Yully Ayuni Putri Universitas PGRI Ronggolawe

Keywords:

Bioremediasi, Pestisida, Pencemaran Tanah

Abstract

Penggunaan pestisida selain bermanfaat untuk penghilang hama pada tanaman, juga intensitas pemakaian yang terlalu tinggi dan dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain pencemaran, penurunan produktivitas, keracunan hingga kematian pada makkhluk hidup serta juga dapat merusak ekosistem. Penggunaan pupuk pestisida terus-menerus dapat menyebabkan tanah menjadi lebih asam. Selain itu, pemakaian pestisida secara nyata akan berakibat dampak buruk bagi tanah sekitar. Inilah, yang harus dicermati bahwa ternyata tidak semua penggunaan pestisida mengenai sasaran. Pengunaan pestisida hanya berkisar 20% yang tepat sasaran, sedangkan 80% sisanya justru jatuh ke tanah. Senyawa kimia yang terkandung pada pestisida tersebut akan diserap oleh partikel-partikel tanah yang akan merusak mikroorganisme yang berada pada tanah tersebut. Jika mikroorganisme rusak, kesuburan tanah akan terganggu. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada suatu cara untuk mendegradasi senyawa berbahaya di lingkungan yaitu dengan melakukan remediasi. Bioremediasi menjadi alternatif pilihan untuk menanggulangi residu pestisida pada lingkungan karena memanfaatkan aktivitas enzimatis mikroba seperti bakteri, fungi, dan alga untuk mendegradasi, sehingga bersifat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran. Mikroorganisme yang digunakan dapat dari golongan jamur ataupun bakteri. hasil akhir bioremediasi berupa karbondioksida, air dan sel biomassa. Berdasarkan hal tersebut tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang proses bioremediasi pada pencemaran tanah. Metode yang digunakan adalah menelaah beberapa artikel proses bioremediasi dari berbagai jurnal baik nasional maupun internasional.

References

[1] P. Djojosumarto, Panduan lengkap pestisida & aplikasinya. Agromedia, 2008.
[2] S. J. Munarso, “Kontaminasi residu pestisida pada cabai merah, selada, dan bawang merah (Studi kasus di Bandungan dan Brebes Jawa Tengah serta Cianjur Jawa Barat),” J. Hortik., vol. 19, no. 1, 2009.
[3] G. N. C. Tuhumury, J. A. Leatemia, R. Y. Rumthe, and J. V Hasinu, “Residu pestisida produk sayuran segar di Kota Ambon,” Agrologia, vol. 1, no. 2, 2018.
[4] Y. Sani, “Neuropathology of organophosphate poisoning in dairy cattle,” J. Ilmu Ternak dan Vet., vol. 12, no. 1, pp. 74–85, 2007.
[5] M. Vidali, “Bioremediation. an overview,” Pure Appl. Chem., vol. 73, no. 7, pp. 1163–1172, 2001.
[6] B. K. Singh and A. Walker, “Microbial degradation of organophosphorus compounds,” FEMS Microbiol. Rev., vol. 30, no. 3, pp. 428–471, 2006.
[7] S. Arsyad, “Konservasi Air dan Tanah.” Bogor: IPB Press, 2000.
[8] R. Lal, “Soil management in the developing countries,” Soil Sci., vol. 165, no. 1, pp. 57–72, 2000.
[9] R. C. Tarumingkeng, Insektisida: sifat, mekanisme kerja dan dampak penggunaannya. Penerbit Ukrida, 1992.
[10] C. D. Anggreini, “Bioremediasi Lingkungan Tercemar Klorpirifos,” 2019.
[11] V. Beškoski et al., “Bioremediation of soil polluted with crude oil and its derivatives: microorganisms, degradation pathways, technologies,” Hem. Ind., vol. 66, no. 2, pp. 275–289, 2012.
[12] B. K. Singh and R. C. Kuhad, “Degradation of insecticide lindane (γ‐HCH) by white‐rot fungi Cyathus bulleri and Phanerochaete sordida,” Pest Manag. Sci., vol. 56, no. 2, pp. 142–146, 2000.
[13] D. Agustiyani, “Potensi Bakteri Denitrifikasi dalam Biodegradasi Carbaryl pada Kondisi Anaerobik,” J. Teknol. Lingkung., vol. 12, no. 3, pp. 259–267, 2011.
[14] M. H. Fulekar and M. Geetha, “Bioremediation of Chlorpyrifos by Pseudomonas aeruginosa using scale up technique,” J Appl Biosci, vol. 12, pp. 657–660, 2008.
[15] D. C. Herman and W. T. Frankenberger Jr, “Bacterial reduction of perchlorate and nitrate in water,” J. Environ. Qual., vol. 28, no. 3, pp. 1018–1024, 1999.
[16] U. C. Brinch, F. Ekelund, and C. S. Jacobsen, “Method for spiking soil samples with organic compounds,” Appl. Environ. Microbiol., vol. 68, no. 4, pp. 1808–1816, 2002.
[17] S. Yohanes, M. S. Utama, W. Tika, and I. B. P. Gunadnya, “Optimalisasi Proses Bioremediasi Secara In Situ Pada Lahan Tercemar Pestisida Kelompok Mankozeb,” J. Tek. Ind., vol. 12, no. 1, pp. 51–56, 2012.
[18] K. Rani and G. Dhania, “Bioremediation and biodegradation of pesticide from contaminated soil and water–a noval approach,” Int J Curr Microbiol App Sci, vol. 3, no. 10, pp. 23–33, 2014.

Additional Files

Published

2021-05-20

How to Cite

Cintamulya, I. ., & Putri, Y. A. . (2021). PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH AKIBAT PESTISIDA MELALUI TEKNIK BIOREMEDIASI. Prosiding SNasPPM, 5(2), 275–280. Retrieved from http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/article/view/426