KOMUNITAS KESENIAN DALAM MEMBENTUK KEPENARIAN MELALUI RITUAL MERAS GANDRUNG DI ERA TATANAN NEW NORMAL

Authors

  • Lilik Subari Seni Karawitan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya
  • Suwandi Widianto Seni Karawitan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya

Keywords:

kesenian gandrung banyuwangi, ritual meras gandrung, kualitas kepenarian

Abstract

keberadaan penarinya. Ketika membentuk kualitas kepenariannyapun seakan juga dalam posisi tarik-menarik antara “persepsi” dengan “ekspetasi” untuk merefleksikan kultur-budayanya sendiri. Perubahan fungsi kesenian Gandrung dalam masyarakat membawa pelaku pertunjukan Gandrung juga turut berubah fungsinya. Tarian Gandrung yang awalnya dibawakan sebagai ritual atau perwujudan rasa syukur, kini mengalami pergeseran fungsi sebagai “hiburan”. Sehingga Gandrung biasanya dipentaskan pada berbagai acara pernikahan, perayaan pesta kemerdekaan, pethik laut, bahkan sekarang sering dipentaskan pada berbagai kegiatan festival. Pergeseran fungsi kesenian Gandrung menjadi hiburan telah menghadirkan pementasan lebih dominan pada visual “seni tari”. Akhirnya keberadaan pertunjukan Gandrung kini berkembang kearah tuntutan “kualitas kepenarian”, yang secara tradisi hanya dapat dihasilkan masyarakat pendukungnya melalui ritual Meras Gandrung. Membentuk kualitas kepenarian melalui kegiatan ritual Meras Gandrung ini menjadi fenomena menarik untuk dikaji dalam penelitian..Namun pandemi Covid-19 yang memasuki era tatanan new normal, akhirnya berpengaruh terhadap komunitas kesenian yang melaksanakan kegiatan membentuk kepenarian tersebut. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan berbagai faktor pendukung ritual Meras Gandrung, menjelaskan kegiatan maupun peranan ritual Meras Gandrung terhadap kualitas kepenarian di daerah Banyuwangi. Untuk menganalisa berbagai data penelitian digunakan teori ritual yang didukung dengan berbagai konsep relevan untuk menjawab fenomena dalam kesenian Gandrung dan kepenariannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan ritual Meras Gandrung yang menitik-beratkan pada observasi, wawancara, studi-pustaka, maupun dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, dan untuk memvalidasi penelitian ini, maka dilakukan melalui triangulasi data

References

Purnomo, H., & Subari, L. 2019. Manajemen Produksi Pergelaran dalam Pusaran Fenomena Seni Populer. Prosiding SNasPPM IV Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, hal. 145-151. Tuban, 21 September 2019.

Setianto, E. B., 2019, Sewindu Gandrung Sewu Membangun Menara Budaya. Banyuwangi: Disbudpar bersama Patih Senawangi.

Purnomo, H. 2018, “Tata Artistik (Sceno-grafi) dalam Pertunjukan Kesenian Tradisi Berbasis Kerakyatan” SATWIKA, Jurnal Kajian Budaya dan Perubahan Sosial, Volume 2 Nomer 2, Oktober 2018: Hal. 95 - 106.

Spradley , J. P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Emzir. 2012, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Creswell, J. W. 2010, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Diterjemahkan Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yudiaryani, 2002. Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan Konvensi. Jogjakarta: Pustaka Gondho.

Purnomo, Heny dan Subari L. 2019, “Manajemen Produksi Pegelaran: Peranan Leadership dalam Komunitas Seni Pertunjukan” SATWIKA Jurnal Kajian Budaya dan Perubahan Sosial, Volume 3 Nomer 2, Oktober 2019, Hal. 111 - 126, UNMUH Malang.

Purnomo, H. 2015. Aneka Ria Srimulat: Kajian Seni Populer di Kompleks Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Thesis Tidak Diterbitkan. Surabaya: Program Pasca-sarjana Unesa.

Poerwadarminta, W. J. S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka (bp).

Pamenang, N.W. 2014. Karya Kepenarian. Skripsi, Tidak Diterbitkan. Surakarta: Jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta.

Unknown (NN). 2016, Kumpulan Materi Pelajaran dan Informasi Seputar Seni Budaya: Standarisasi Kepenarian.

Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Sucipto, H. 2018, Ritual Meras Gandrung, Penanda Diwisudanya Penari Gandrung, (https://www.sureplus.id/2018/09/22/ritual-meras-gandrung-penanda-diwisudanya-penari-gandrung/ diakses 01 Agustus 2020).

Additional Files

Published

2020-08-22

How to Cite

Subari, L., & Widianto, S. . (2020). KOMUNITAS KESENIAN DALAM MEMBENTUK KEPENARIAN MELALUI RITUAL MERAS GANDRUNG DI ERA TATANAN NEW NORMAL. Prosiding SNasPPM, 5(1), 185–192. Retrieved from http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/article/view/333