Gaya Komunikasi Kepemimpinan Perempuan Pada Bidang Keperempuanan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus Di Kabupaten Tuban

Abstract

Sejak lama pemimpin hanya diidentikkan dengan laki-laki saja dan bukan perempuan, karena memang fokus mengembangkan karir diperuntukkan kepada laki-laki dan perempuan hanya fokus pada tanggung jawabnya dirumah, namun pada dasarnya laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Perempuan saat ini tidak lagi dianggap lemah dan selalu diposisikan digaris belakang, tapi perempuan bisa maju tampil di garis depan dan setara dengan laki-laki. Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya perempuan yang sukses menjadi pemimpin, pastinya pemimpin perempuan memiliki gaya komunikasi kepemimpinan tersendiri sehingga bisa mempertahankan eksistensinya menjadi seorang pemimpin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya komunikasi kepemimpinan perempuan pada bidang keperempuanan organisasi mahasiswa ekstra kampus di Kabupaten Tuban yang masing-masing organisasi memiliki ideologi yang berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana analisis data yang diperoleh dituangkan dalam bentuk paparan dan penggambaran mengenai situasi atau kondisi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Penelitian ini menggunakan teori gaya komunikasi menurut Steward L. Tubss dan Sylvia Moss, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan dan perbedaan gaya komunikasi kepemimpinan perempuan pada bidang keperempuanan organisasi mahasiswa ekstra kampus di Kabupaten Tuban. Persamaan terdapat pada IMM dan PMII yang menggunakan dua gaya komunikasi yang sama, yaitu The Equalitarian Style dan The Relinguishing Style. Sedangkan GMNI juga menggunakan dua gaya komunikasi yang sama dengan yang digunakan oleh IMM dan PMII tersebut, tetapi letak perbedaannya adalah GMNI menggunakan satu lagi gaya komunikasi yaitu The Controlling Style.