ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK KEGIATAN INDUSTRI BESAR DENGAN PEN- DEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DI KECAMATAN UNGARAN TIMUR DAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Penulis

  • Rosa Oktorianti
  • Purwanto
  • Budiono

Kata Kunci:

Kemampuan lahan industri, kebutuhan lahan industri, Sistem Informasi Geografi, Skoring, daya dukung lahan industri

Abstrak

Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Semarang yang memiliki potensi ekonomi industri. Hal tersebut didukung dari lokasi administrasi, aksesibilitas, dan kandungan air tanah. Dalam PERDA Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 secara administrasi, kedua kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kota Semarang yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan Kecama- tan Bergas yang merupakan Kawasan Industri. Dilihat dari aksesibilitasnya, kedua kecamatan ini dilewa- ti oleh jalan arteri primer yang menghubungkan Jawa bagian selatan dengan Jawa bagian utara. Kecama- tan ini juga dilewati jalan tol semarang-ungaran-bawen yang dibuat untuk mengurai kemacetan di jalan arteri. Aksesibilitas menjadi penting karena kecenderungan industri besar dan sedang di kota besar tidak lagi berorientasi pada pasar dan bahan baku melainkan pada sektor infrastruktur transportasi (jalan) dan tenaga kerja. Dari segi kandungan air tanah, kecamatan ini termasuk dalam daerah cekungan air tanah

(CAT) Ungaran dengan dengan potensi air tanah bebas mencapai 144,7 juta m3, dan air tanah  tertekan sekitar 8,1 juta m3. Potensi tersebutlah yang mendorong kedua kecamatan ini berdiri 8 Industri besar

dengan jumlah tenaga kerja sekitar 25.062 karyawan. Dalam menjalankan kegiatannya, industri sangat membutuhkan lahan untuk mendirikan pabrik dan fasilitas pendukung. Lahan memiliki jumlah yang san- gat terbatas dengan kemampuan yang berbeda-beda. Apabila lahan tidak digunakan sesuai kemampu- annya, maka pencemaran, kerusakan dan kerugian pasti akan terjadi. Karena itu evaluasi kemampuan

dan penggunaan lahan yang sering disebut daya dukung lahan menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Kemampuan lahan dapat diketahui dengan pendekatan keruangan. Metode yang digunakan sangat berva- riasi, mulai observasi visual berupa overlay sampai ke pemanfaatan matematika/statistik terapan.

Metode yang digunakan untuk mendukung pendekatan tersebut adalah metode overlay dengan menggunakan software ArcGis. Parameter yang digunakan dalam overlay, disesuaikan dengan karakter- istik lahan yang sesuai untuk industri, yaitu kemiringan lereng 0-25%, atau 45% dengan perbaikan kontur, jenis tanah yang tidak mudah tererosi, intensitas hujan kurang dari 3000 mm/th, potensi rawan longsor dan banjir rendah. Masing-masing parameter akan diberikan skoring antara 1 sampai 5. Skor 1 diberikan bagi kondisi lahan yang paling merugikan lokasi industri, dan skor 5 diberikan bagi kondisi lahan yang paling mendukung lokasi industri. Hasil scoring tersebut dibagi dalam 5 kelas, yaitu buruk (5-9), agak buruk (9,1-13), sedang (13,1-17), agak baik (17,1-21) dan baik (21,1-25). Untuk kebutuhan lahan industri, dilakukan dengan menghitung luas lahan industri existing yang didapat dari interpretasi citra bingmap tahun 2011. Validasi interpretasi citra dilakukan dengan survey lapangan.

 

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kemampuan lahan pada lokasi penelitian hanya memiliki 3 ke- las dari total 5 kelas, yaitu agak baik (718,73 Ha) sedang (6.553,18 Ha) dan agak buruk (2.698,16 Ha). Kelas dengan klasifikasi baik dan buruk tidak ditemukan karena tidak ada skor yang benilai total kurang dari 9 atau lebih dari 21,1. Kondisi tersebut tidak lepas dari kondisi lima parameter penyusunnya. Dari aspek kemiringan lereng, kedua kecamatan ini memiliki kemiringan 0-45% dengan skor 1 sampai 5. Dari aspek tanah terdiri dari tanah andosol, altosol dan mediteran dengan skor antara 2 sampai 4. Dari aspek curah hujan. Kedua kecamatan ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu kisaran 2000-3000 mm/th dengan skoringnya berkisar 1 sampai 3. Dari aspek potensi banjir dan longsor, kedua kecamata n ini juga memiliki criteria tinggi-rendah dengan scoring antara 1 sampai 5. Melihat hasil tersebut, maka luas kemampuan lahan, yang sesuai digunakan untuk industri adalah kelas agak baik dan sedang dengan total luas 7.271,91 Ha atau 72.719.100 m2. Untuk kebutuhan lahan, hasil dari interpretasi citra diketahui total luas lahan industri existing adalah 57.436 Ha. Melihat perbandingan antara luas kemampuan dan kebutuhan lahan industri, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lahan untuk industri di Kecamatan Un- garan Barat dan Timur masih surplus.

Dengan analisis daya dukung lahan ini, dapat diberikan rekomendasi bahwa, Kecamatan Ungaran Barat dan Timur masih memungkinkan untuk mendirikan industri baru dengan catatan tidak hanya memper- hatikan aspek lahan, tapi juga regulasi, energy dan sumber daya air. Adanya industri yang berlokasi sesuai dengan kemampuan lahannya akan memberikan keuntungan dalam hal, peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan daerah, memberikan dampak ekonomi bagi penduduk di sekitar lokasi industri dan yang terpenting adalah tetap terlindunginya lingkungan terutama lahan dari kerusa- kan.

Referensi

Farid, F. 2004. Identifikasi Faktor Penentu Lokasi Industri Di Kota Semarang dan Daerah yang Berbatasan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang

Hadi, S. P. 2005. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Laporan Akhir Pengukuran Potensi Cekungan Air Bawah Tanah Pada Cekungan Air Bawah Tanah (Cat) Ungaran Dan Pati-Rembang tahun 2005. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Tengah.

Muta’ali. L. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 17 tahun 2009 mengenai Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan.

Sadahiro, Y. Tominaga,T. dan Sadahiro, S. 2006. GIS-based Studies in the Humanities and So- cial Sciences: Evaluation of School Redistricting by the School Family System. Editor
Atsuyu”ki Okabe. CRC Press. Taylor & Francis Group: Boca Raton.

Sensus Industri Kabupaten Semarang tahun 2010. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabu- paten Semarang

Diterbitkan

2014-08-14

Cara Mengutip

Oktorianti , R., Purwanto, & Budiono. (2014). ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK KEGIATAN INDUSTRI BESAR DENGAN PEN- DEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DI KECAMATAN UNGARAN TIMUR DAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 5(1), 403–410. Diambil dari http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/snmpm/article/view/57